Viral Empat Gajah Terlatih Turut Membantu Membersihkan Sisa Banjir Bandang di Pidie Jaya Aceh, Penuh Kontroversial!
--
Menurut Ujang, Kepala BKSDA Aceh, gajah dapat dimanfaatkan dalam penanganan bencana asal dilakukan secara aman dan etis. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk mengintegrasikan satwa liar dalam mitigasi bencana, yang telah terbukti sukses di negara-negara seperti Thailand dan India.
Kritik dari Kelompok Aktivis Lingkungan
Meskipun mendapat apresiasi, inisiatif ini menuai kritik dari Ikatan Pecinta Alam Aceh (IKAPALA). Mereka menilai pengerahan gajah sebagai paradoks kebijakan lingkungan, karena banjir sendiri disebabkan oleh deforestasi yang mengancam habitat gajah. Agus, perwakilan IKAPALA, menyatakan bahwa penggunaan gajah dalam respons bencana bisa menimbulkan stres pada hewan dan seharusnya menjadi pilihan terakhir. Kelompok ini menyerukan pendekatan pencegahan bencana melalui restorasi hutan daripada eksploitasi satwa.
Debat ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan etika konservasi. Pemerintah Aceh diharapkan mengevaluasi protokol pengerahan gajah untuk memastikan kesejahteraan hewan tetap prioritas.
Keterlibatan gajah dalam membersihkan sisa banjir di Pidie Jaya menjadi contoh inovatif penanganan bencana di Indonesia. Dengan total 600 kata, artikel ini menekankan bahwa kolaborasi antara manusia dan alam dapat menjadi kunci pemulihan pasca-bencana.
Di masa depan, diharapkan lebih banyak inisiatif serupa yang berkelanjutan, sambil memperkuat upaya pencegahan banjir melalui pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Masyarakat Aceh, dengan semangat gotong royong, terus bangkit dari cobaan ini menuju masa depan yang lebih resilien.