Mengenal Friendship Marriage alias Nikah Tanpa Rasa Cinta Buat Muda-Mudi yang Mau Childfree atau Fokus Ngejar Karier
--
OTONITY.com - Pernikahan merupakan salah satu hal yang banyak menjadi tujuan bagi hubungan sebagian besar orang. Namun pernahkah kamu membayangkan pernikahan tanpa tujuan hubungan romantis, tanpa perasaan, dan tanpa keinginan untuk melanjutkan keturunan?
Beginilah apa yang dikenal dengan tren friendship marriage sedang naik daun di Jepang pada tahun 2024. Konsep ini memungkinkan pasangan untuk menikah tanpa adanya cinta romantis atau hubungan fisik.
Asal Usul Tren Friendship Marriage
Friendship marriage ini menjadi populer di kalangan generasi muda Jepang yang mencari alternatif terhadap norma pernikahan tradisional. Tren ini mencerminkan perubahan besar dalam cara pandang terhadap cinta, pernikahan, dan keluarga di masyarakat modern.
Budaya ini mulanya berasal dari Jepang, di mana konsep ini mulai berkembang sebagai tanggapan terhadap penurunan angka pernikahan dan perubahan pandangan tentang hubungan romantis dan keluarga. Tren ini muncul sebagai alternatif bagi individu yang menginginkan stabilitas dan kemitraan dalam hidup tanpa tekanan hubungan romantis atau seksual.
Baca juga: 2 Sejoli di Surabaya Terekam CCTV Berbuat Mesum? Wali Kota Langsung Panggil Orang Tua
Baca juga: Link Video Viral 2 Remaja Bercumbu di Trotoar Balai Kota Surabaya, Brutal Banget Anak Siapa Ini?
Ketika angka kelahiran dan pernikahan terus menurun di Jepang, friendship marriage yang dilakukan tanpa cinta atau bahkan hubungan intim ini terus berkembang di kalangan anak muda.
Dilansir dari data Kantor Kabinet Jepang, sekitar 75 persen orang Jepang berusia tiga puluhan masih memandang pernikahan sebagai tujuan hidup. Namun, 47,2 persen pasangan menikah di Jepang belum melakukan hubungan seks dalam sebulan terakhir dan jumlahnya terus meningkat.
Selain sebagai alternatif pernikahan tradisional, cara ini juga banyak dilakukan untuk mendapatkan citra sosial yang stabil dan dewasa. Mereka yang melakukan friendship marriage ingin melakukannya demi kemajuan karier dan menyenangkan orang tua.
Mereka dapat membuat kesepakatan bersama tentang bagaimana hubungan mereka berlangsung, termasuk apakah mereka akan menjalin hubungan dengan orang lain. Mereka juga bisa membuat keputusan memiliki anak atau tidak. Intinya dalam hubungan ini, keputusan antara kedua belah pihak paling diutamakan.